Rp.35.000
Jl. BALAI DESA JATI RASA NO 28, JATIASIH BEKASI
Karakter Kopi Indonesia-Memulai hari dengan secangkir kopi benar-benar nikmat bagi kebanyakan orang. Kopi adalah minuman yang sangat akrab bagi berbagai kelompok. Tidak ada pengecualian untuk penduduk Gorontalo.
Bagi orang-orang di sini, kopi adalah hidangan yang bisa dinikmati kapan saja. Halo siang dan sore. Hidangannya juga bervariasi. Dari kopi hitam hingga kopi hitam murni, hingga variasi lain seperti cappuccino atau kopi terlambat.
Bicara soal kopi, Gorontalo juga menawarkan kopi kelas satu. Ini disebut kopi Pinogu.
Gubernur Papua meminta HTI untuk mengangkat kaki Tanah Cendrawasih
Baru-baru ini, kopi yang diproduksi di dataran tinggi kabupaten Pinogu, Kabupaten Bone Bolango semakin dihargai. Baik oleh penikmat kopi di Gorontalo maupun oleh penikmat kopi dari daerah lain.
Minat masyarakat terhadap kopi Pinogu dipengaruhi oleh rasanya yang khas. Aromanya lebih harum dari kafe-kafe lain pada umumnya.
Selain itu, kopi Pinogu memiliki karakteristik rasa seperti nangka dan keasaman sedang. Sehingga tidak terlalu pahit dan aman di perut.
Kopi pinogu terdiri dari dua jenis. Yakni jenis Robusta dan Liberica. Kopi pinogu dikembangkan secara alami atau organik. Perkembangan itu diyakini memberi rasa dan aroma khas kopi Pinogu.
Awal mula kopi Pinogu
Biji kopi pinogu
Kopi Pinogu memiliki citra rasa dan aroma khas yang lebih harum dari kafe-kafe lain pada umumnya.
Sejarah kopi Pinogu memiliki beberapa versi. Menurut versi pertama, kafe Pinogu diperkenalkan dan dikembangkan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1875. Pada saat itu, Belanda telah membawa sejenis kopi Liberica untuk ditanam di wilayah Pinogu.
Namun, Pemerintah Kerajaan Suwawa menentang langkah Belanda. Dengan demikian, pengembangan kopi Liberica yang ditanam oleh Belanda pada waktu itu tidak berlanjut. Meskipun demikian, produksi kopi Liberca di Pinogu diambil alih oleh pemerintah Belanda (1890-1948) dan menjadi salah satu favorit ratu Belanda Wilhelmina.
Pada tahun 1970, pemerintah daerah kemudian mencoba menanam kopi Robusta di daerah tersebut. Budidaya kopi Robusta organik berlanjut hingga hari ini. Badan Pertanian Bone Bolango mencatat bahwa perkebunan Robusta di Pinogu saat ini mencakup 225 hektar di lima desa: Pinogu Main, Pinogu Permai, Tilongkabila, Bangiyo dan Dataran Hijau.
Nurdin Maini, seorang produsen kopi dan aktivis Pinogu, mengatakan kopi Liberica ditanam di negara Sinondoo (tanah tak bertuan), yang terletak di kawasan hutan dan jauh dari daerah pemukiman penduduk Pinogu. "Produksi sangat kurang," katanya.
Saat ini, menurut Nurdin, kopi Liberica masih tumbuh di kawasan hutan Pinogu. "Sekarang, luasnya kurang dari lima hektar karena tidak ditanam oleh petani di sini," tambahnya.
Sementara itu, kopi itu sendiri, menurut Nurdin, memasuki pinogu pada tahun 1960. Kopi Robusta, yang sekarang dikenal sebagai kopi Pinogu, dibawa langsung oleh warga Pinogu dari wilayah tersebut. Bolaang Mongondow ditanam dan ditanam di wilayah Pinogu.
Upaya warga ini membuahkan hasil. Beberapa tahun kemudian, kopi Robusta berkembang dengan baik di wilayah Pinogu.
"Alasan mengapa Liberica sulit untuk dibudidayakan di Pinogu adalah karena Liberica memiliki kondisi pertumbuhan ideal di ketinggian 750-1000 m di atas permukaan laut, sedangkan Robusta hanya setinggi 300 hingga 500 m, jadi bahwa Pinogu berada di ketinggian 310 m, "katanya.
Selanjutnya, pada tahun 1970-an, kopi Robusta Pinogu lokal ditanam dalam skala besar oleh pemerintah daerah, setelah memeriksa pertumbuhan yang baik dari biji kopi yang dibawa oleh produsen kopi Pinogu. "Hari ini, luas kopi Pinogu Robusta tumbuh hingga 270 hektar," kata Nurdin.
Baca Juga:
KARAKTER KOPI MERAPI
Reviews:
Posting Komentar